Menurut pandangan itu, dalam Islam yang diperintahkan adalah belanjakan harta untuk kebaikan. Bukan menjadi kaya. Misalnya dalam rukun Islam tidak ada perintah jadi orang kaya. Yang ada adalah membayar zakat dan pergi berhaji, jika mampu.
Kini, ramai yang berpandangan, bahawa Islam menggalakkan umatnya jadi kaya. Dengan alasan Nabi dulu kaya dan banyak perintah Islam seperti Zakat, Haji, Sedekah mensyaratkan adanya kekayaan.
"Meski sekilas kelihatan benar, namun hal itu kurang tepat. Apalagi jika akhirnya untuk menjadi kaya semua cara dihalalkan dan berbelanja pun dengan bermewah-mewah serta memandang hina orang miskin." Kata pendapat itu lagi.
- ”Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’” [Al Baqarah:43]
- ”Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (iaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucaplah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” [Al Baqarah:83]
- ”Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu buat.” [Al Baqarah:110]
Ayat-ayat
Al Qur’an di atas cukup jelas membuktikan bahawa Islam memerintahkan umatnya
membayar zakat, bersedekah kepada kerabat dan fakir miskin. Bukan
menjadi kaya kerana berapa banyak orang kaya tapi tidak bayar zakat
dan tidak bersedekah secara wajar.
Hadits
Nabi
- ”Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”
Berapa banyak orang yang kaya tapi dari hasil rasuah, komisyen walau gaji sudah dibayar jabatan, dan enggan bersedekah. Menjadi
kaya bukanlah tujuan dalam Islam. Berapa banyak orang yang kaya, tapi
dilaknat Allah dalam Al Qur’an. Contohnya orang kaya Karun.
Korperat Keparat Karun
Kekayaan Karun sangat besar, namun kerana sombong dan enggan menolong, dia mati dibenamkan ke dalam bumi oleh Allah SWT.
Saking kayanya Karun, kunci-kunci setor hartanya saja pun sangat berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat pada masa itu. Itu gambaran kekayaannya. Sehingga sekarang pun, orang masih sebut 'Harta Karun' pada harta yang dijumpai terpendam di bumi, seolah-olah hartanya tidak akan habis-habis.
Korperat Keparat Karun
Kekayaan Karun sangat besar, namun kerana sombong dan enggan menolong, dia mati dibenamkan ke dalam bumi oleh Allah SWT.
Saking kayanya Karun, kunci-kunci setor hartanya saja pun sangat berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat pada masa itu. Itu gambaran kekayaannya. Sehingga sekarang pun, orang masih sebut 'Harta Karun' pada harta yang dijumpai terpendam di bumi, seolah-olah hartanya tidak akan habis-habis.
- ”Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah anugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri” [Al Qashash:76]
- Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, kerana ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahawa Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat darinya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.” QS 28.78
Mengharap kaya seperti Karun bukanlah ajaran Islam:
- ”Maka keluarlah Karun menemui kaumnya dengan megah. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kita ada seperti yang diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar 'untung besar'. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Celaka besar kamu! Pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar”.[Al Qashash:79-80]
Allah benamkan Karun dengan hartanya ke dalam bumi dan orang yang ingin kaya seperti Karun menyesal:
- ”Maka Kami benamkan Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu. berkata: “Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan kurniaNya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)”. [Al Qashash:81-82]
Ayat di atas jelas, bahawa menjadi kaya bukanlah tujuan dalam Islam. Lihat lagi ayat yang lain:
- ”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” [At Takatsuur:1]
Harta/kekayaan tidak ada manfaatnya jika dari yang haram atau tidak digunakan di jalan Allah:
- ”Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.” [Al Lahab:2]
Dalam
hal mencari kekayaan, orang sering lupa sehingga yang haram jadi
halal, dan yang halal jadi haram.. Apalagi Malaysia sendiri dalam
pendapatan negaranya tidak ambil kisah pun hal haram-halal tersebut.
Itulah didikan kepada rakyatnya.
Rasulullah SAW berkata:
Rasulullah SAW berkata:
- ”Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan pada kamu, tetapi yang aku khawatirkan adalah jika kekayaan dunia dilimpahkan kepadamu sebagaimana telah dilimpahkan kepada orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu akan berlumba-lumba mendapatnya sebagaimana mereka berlumba-lumba dan akhirnya dunia itu membinasakan kamu sebagaimana ia telah membinasakan mereka.” (Shahih Muslim No.5261)
Dalam
surat Al Maa’uun disebut bahawa orang yang enggan menolong anak yatim
dan fakir miskin dianggap sebagai pendusta agama meski dia
sholat:
- ”Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang solat, (iaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” [Al Maa’uun:1-7]
- ”Dan orang-orang yang di atas A’raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu.” [Al A’raaf:48]
Wanita Burundi I foto therichest.com. Antara 20 negara termiskin di dunia 2013
Akhirnya..
- ”Tidak beriman kepadaku orang yang tidur dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu.” (HR. Al Bazzaar)
'Tidak beriman'itu ditujukan kepada mereka yang tidak mengutamakan rakyat, boleh tidur lena dengan kenyang di tengah-tengah jiran-jiran atau kawan yang kelaparan.
Orang kaya masih boleh bersenang-senang dan reda, walau rakyat dalam kebuluran. Itulah kaya yang tak guna. Apalagi, kalau dia pemimpin-pemimpin rakyat! (Lihat, Rakyat Diutamakan, Jual Pesawat Presiden & Kereta ...)
Ada ulama menyebutkan,
- "Biar aku bersama-sama rakyat ke neraka, daripada seorang diri ke syurga."
Allahu 'akalm.
Catatan Santai Ibnu Hasyim
Alamat: ibnuhasyim@gmail.com
23 Sept 2013
No comments:
Post a Comment